Senin, 16 April 2012

Tribune View : Lagi-lagi Bepe , Persija Jakarta 1 - 0 PSMS Medan (Indonesian Super League)


Sore itu, Sabtu 14 April 2012, saya akhirnya kembali berkesempatan mengunjungi "rumah ibadah agung" kebanggaan seluruh masyarakat sepakbola Indonesia: Stadion Utama Gelora Bung Karno. Kali ini bukan dalam rangka untuk menonton pertandingan timnas seperti yang saya tulis di kolom Tribune Views sebelum-sebelumnya. Hari itu saya datang untuk mendukung tim idola saya, Macan Kemayoran Persija Jakarta, yang akan menjalani partai perdana mereka di putaran kedua Indonesia Super League.

Kalau diingat-ingat lagi, sudah cukup lama sekali sejak kali terakhir saya menonton langsung pertandingan Persija di Gelora Bung Karno. Pertandingan terakhir Persija yang berhasil saya hadiri adalah ketika Persija berjumpa Persijap Jepara pada 29 Januari 2011. Kalau dihitung-hitung, ternyata itu sudah lebih dari setahun yang lampau! (Wow, suporter macam apa saya ini, bisa-bisanya absen datang ke stadion sampai setahun lebih, hahaha). Oleh karenanya, saya pun membulatkan tekad untuk hadir ke Senayan guna mengurangi rasa bersalah tadi sekaligus mengobati kerinduan pada hiruk pikuk football matchday dan atmosfer stadion ala The Jakmania. Kebetulan juga, lawan yang akan dihadapi Persija kali ini adalah salah satu musuh klasiknya: PSMS Medan. Jadilah keinginan untuk hadir langsung di stadion semakin menggelegak di dada.

*******

Saya menyentuh pelataran Gelora Bung Karno pada pukul 2 siang. Sekeliling stadion masih relatif cukup sepi, meski masih cukup jamak ditemui gerombolan orang-orang ber-atribut oranye yang berkerumun di titik-titik strategis. Setelah berkeliling untuk mencari loket yang menjual tiket ( belilah tiket di loket resmi, say no to calo! ) dan mengganjal perut dengan beberapa penganan ringan, pukul 3 kurang, saya memutuskan untuk masuk ke dalam stadion.

Tribun masih sepi
Keadaan sektor tempat saya akan menonton masih sepi, hanya beberapa bangku saja yang telah terisi. Hal ini berbeda jauh dengan tribun timur yang telah dipenuhi massa beratribut oranye. Sementara di tribun away milik suporter PSMS, kerumunan hijau-hijau pendukung Ayam Kinantan yang digawangi SMeCK (Suporter Medan Cinta Kinantan) dan Kampak FC juga sudah terlihat stand by lengkap dengan banner-banner yang mereka bawa, meski jumlahnya tak begitu banyak.

Warming up, PSMS Medan
Warming up, Persija Jakarta
Lama kelamaan penonton pun mulai berdatangan. Tribun tempat saya duduk pun mulai ramai dan penuh, apalagi di sektor ini merupakan teritorial kekuasaan Jakantor, salah satu sub ordo dari The Jakmania, yang terkenal dengan atraksinya yang khas. Bendera superbesar bergambar logo Persija telah disiapkan oleh mereka untuk dikibarkan di sektor ini. Konduktor-konduktor dari Jakantor pun sudah memanjat naik ke pagar pembatas lengkap dengan gaman andalan mereka, corong pengeras suara, bersiap untuk memberikan komando gesture-gesture magis khas suporter ibukota serta chant-chant yang akan diteriakkan saat pertandingan berjalan nanti. Ya, beberapa menit lagi pertandingan akan dimulai dan hiruk pikuk suporter pun mulai menunjukkan gelagat ketidaksabaran untuk segera menyaksikan pertandingan.

Andritany dan Galih Sudaryono melakukan pemanasan sesaat jelang laga dimulai
Bendera Persija Super Besar yang diusung panji-panji Jakantor
Stadium announcer kemudian mengumumkan pemain-pemain yang akan tampil sebagai starting eleven dari masing-masing tim. Persija, yang tampil dengan pola awal 4-3-1-2, menempatkan Leo Saputra sebagai gelandang kiri dan Ramdani Lestaluhu di flank kanan. Tak bisa menampilkan Pedro Javier yang terkena akumulasi kartu, diakali coach Iwan Setiawan dengan menurunkan pemain anyar asal Korea Selatan, Jeong Kwang Sik. Sedangkan ikon Macan Kemayoran, Bambang Pamungkas, digeser sedikit lebih ke depan sebagai target man

Tribun timur, lengkap dengan banner "Bepe still a legend"
Dengan absennya Pedro, Bepe memang menjadi sorotan pada laga ini, apalagi mengingat catatan golnya ke gawang PSMS musim ini sangat bagus: 4 gol dalam 2 laga. Masih segar tentunya dalam ingatan kita bagaimana ganasnya finishing Bambang "pemusnah", begitulah ia biasa disebut oleh para fans-nya di Malaysia sana, ketika menceploskan 3 gol ke gawang PSMS pada pertandingan putaran pertama lalu. Sementara satu gol-nya yang lain dicetaknya ke jala PSMS pada laga Inter Islands Cup, di turnamen pra-musim.
Jelang kickoff
Beberapa saat kemudian, laga akhirnya dimulai. Suporter pun mulai bernyanyi menggemakan chant-chant andalan mereka. Sudah cukup lama tak hadir di stadion ternyata cukup membuat saya gamang. Banyak chant-chant baru bikinan The Jak yang belum saya hapal. Tentu saja yang saya maksud chant baru disini adalah chant yang benar-benar baru, bukan cuma mendompleng chant dari klub lain sembari mengganti elemen-elemen liriknya sesuai kebutuhan. Ya, suporter-suporter lokal memang kadang kurang kreatif dalam urusan bikin chant, mereka lebih gemar mengganti lirik ketimbang membikin chant kreasi sendiri. Padahal kan, chant seharusnya jadi produk output paling idealis dari masing-masing kubu suporter. Tapi biarlah, yang penting nonton bola jadi semakin seru dan ramai.

Kedua tim mulai melakukan jual beli serangan. PSMS menyerang mengandalkan dua legiun asingnya, Osas Saha dan Nastja Ceh, yang selalu membikin repot kuartet backfour Persija yang dikomandoi Fabiano Beltrame. Persija sendiri kesulitan menembus central park dan lebih sering menyerang lewat kedua sayapnya. 

Bepe sempat membikin kami menahan napas ketika sepakan kerasnya dari luar kotak penalti memaksa Edi Kurnia jumpalitan menepis bola. Berikutnya gantian PSMS yang mendapat peluang emas. Nastja Ceh, yang meski bertubuh gempal namun memiliki akselerasi cukup baik, melepas crossing manis ke mulut gawang Persija. Sayang, Osas Saha gagal menanduk bola dengan baik meski telah berdiri bebas tanpa kawalan. Bola melambung ke atas gawang. Skor kacamata pun bertahan hingga turun minum.

Saya melepas ketegangan dengan membeli sebungkus otak-otak dan segelas es teh. Keduanya tidak berasa enak. Otak-otak seharga tiga ribu rupiah itu berasa hambar bukan main, sambal kacangnya pun kecut. Sementara es teh yang dihargai lima ribu perak itu rasa manisnya aneh. Bukan manis alami, juga tidak ada kecut rasa teh. Soal kebersihan.... ah sudahlah tak usah diperpanjang lagi, yang penting adalah tenggorokan saya tidak gatal-gatal dan perut juga tak keroncongan, sebab, pertandingan babak kedua akan segera dimulai.

Suasana half-time
Bepe kemudian melakukan kickoff babak kedua dengan Kwang-Sik. Bersamaan dengan itu, Persija langsung melancarkan serangan cepat. Lewat kerjasama satu-dua, Hasyim Kipuw yang lolos dari kawalan mendapat bola di sisi kanan pertahanan PSMS. Sekali mengelabui pemain lawan, Kipuw langsung melepas umpan mendatar yang langsung disambar dengan sepakan keras oleh Bepe, Masuk! Persija berhasil mencuri gol ketika babak kedua baru berlangsung semenit. Tribun pun langsung bergetar. Kibasan syal dan kepalan tangan berhamburan di udara, berbarengan dengan pecahnya sorak sorai dari The Jakmania. Chant klasik "Bambang Pamungkas, macannya Persija. Bola ditendang langsung masuk ke gawang..." pun langsung bergema di seantero stadion.

Ramai-ramai bersorak menyambut gol dari Bepe
They are chanting  "Bambang Pamungkas, macannya Persija..."
Setelahnya kedua tim kembali melakukan jual beli serangan. Serangan balik cepat PSMS cukup merepotkan Persija, beruntung Andritany tampil gemilang dengan melakukan beberapa penyelamatan gemilang. Sementara Persija sendiri beberapa kali mendapat kesempatan lewat bola mati, yang juga gagal dikonversi menjadi gol.

Atraksi di tribun timur, sangat orgasmik
Memasuki menit-menit akhir pertandingan, terjadi insiden antara Edi Kurnia dan Jeong Kwang-Sik yang membuat Edi terkapar setelah bertabrakan dengan Kwang-Sik. Edi sempat terlihat mengacungkan tanda kalau dia baik-baik saja sebelum beberapa saat kemudian, ia justu jatuh pingsan. Langkah sigap segera diambil panpel dengan menginstruksikan ambulans untuk mengangkut Edi ke rumah sakit terdekat. Stadion seketika sunyi senyap seolah merasakan apa yang dirasakan fans Bolton dan Tottenham ketika menyaksikan Fabrice Muamba kolaps di tengah lapangan.

Tabrakan antara Jeong Kwang Sik dan Edi Kurnia
Wasit kemudian mengakhiri pertandingan dengan meniup peluit panjang, bersamaan dengan masuknya Edi Kurnia ke dalam ambulans. Persija sukses meraih 3 poin penting yang mengantar mereka duduk di peringkat ke-4 klasemen sementara Indonesian Super League. Khusus untuk Bepe, satu golnya membuatnya menjadi momok menakutkan bagi PSMS lantaran sudah mencetak 5 gol ke gawang PSMS hanya dalam 3 laga. Gol itu juga sekaligus membuatnya bertengger sebagai pencetak gol terbanyak ketiga ISL dengan torehan 12 gol. Hanya kalah dari duo Sriwijaya FC, Keith Kayamba Gumbs dan Hilton Moreira.

Full time result
Saya bergegas ke luar stadion segera setelah pertandingan berakhir dan masih sempat berpapasan dengan ambulans yang mengangkut Edi, sebelum akhirnya ambulans itu hilang ketika berbelok ke luar area stadion. Ah, semoga tidak terjadi sesuatu hal yang buruk pada Edi dan semoga ia dapat segera pulih seperti sediakala agar dapat kembali merumput secepatnya. Get well soon, Edi!


Adios - Gale

1 komentar: